Bertok yang Menjulang diantara hamparan lautan Selatan
Dibuang Sayang
Tempat ini aku kunjungi sudah lebih dari satu tahun yang lalu, tepatnya saat bulan Ramadhan. Perjalanan ini berawal dari kunjungan teman-teman ekpedisi Arep Minggat Ngomodo Series yang rest dulu di Lombok. Kebetulan mereka bersedia nginep di rumah dengan ala kadarnya. Akhirnya dari pada bengong di rumah, saat mereka mau melanjutkan perjalanan ke Pulau Komodo aku dan satu lagi teman ngikut aja. yaa orang bilang nganter samapi ke pelabuhan Kayangan Lombok Timur.
Tempat ini aku kunjungi sudah lebih dari satu tahun yang lalu, tepatnya saat bulan Ramadhan. Perjalanan ini berawal dari kunjungan teman-teman ekpedisi Arep Minggat Ngomodo Series yang rest dulu di Lombok. Kebetulan mereka bersedia nginep di rumah dengan ala kadarnya. Akhirnya dari pada bengong di rumah, saat mereka mau melanjutkan perjalanan ke Pulau Komodo aku dan satu lagi teman ngikut aja. yaa orang bilang nganter samapi ke pelabuhan Kayangan Lombok Timur.
Dari iseng-iseng malah jadi nanggung sendiri, karena sudah sampai di Pelabuhan Kayangan kok sayang kalau langsung mau balik ke rumah. akhirnya kita putuskan ngebolang ke daerah Kecamatan Jerowaru, dengan tujuan awal ke pantai Kaliantan.
Setelah perjalanan kurang lebih 30 menit dengan sempat isi bensin sebanyak 3 liter saja, kita masuk ke daerah Kecamatan Jerowaru. dan dari sinilah petualangan dimulai. kami memang belum pernah ke pantai tujuan, dan tidak mengajak guide. dan diputuskan menggunakan feeling saja sampai akhirnya kita dipertemukan dengan ujung aspal, yang memaksa kita melewati jalanan tanah berbatu.
Di sini neh, kita mulai berfikir "berarti pantainya sudah dekat". Ok, kita hajar lagi perjalanan. nanggung kalau harus balik. disini kesabaran kita diuji. yang awalnya kita kira perjalanan sebentar lagi, ternyata masih butuh 30 menitan buat menelusuri jalan terjal ini. pokoknya ikuti jalan yang agak besaran, lurus tidak ambil gang. sampai akhirnya kita menemukan sebuah pantai yang sepi.
dan hanya ditemukan kerbau kerbau yang sedang makan rumput. bagi saya pribadi seh, pantai ini sangat indah... biru, bersih, pasir putih rumput dan ilalang dilengkapi dengan kerbau yang jumlahnya puluhan. akhirnyaaa....
setelah kita nikmati sejenak, barulah kita sadar kalau di sekitar kerbau-kerbau tadi ternyata ada seorang penggembala. nah, kita tanya deh nama pantai ini apa. "BERTOK" itu kata yang diucapkan. kalau tidak salah, waktu itu beliau menjelaskan arti dari bertok itu adalah batu dalam bahasa sasak. semoga tidak salah... terima kasih, bapak penggembala kerbau..
Review Pantai Bertok :
1. Pantainya bersih, dengan pasir putih dan air yang biru
2. Bibir pantai yang berpasirnya pendek, karena sebagian sudah bercampur dengan tanah dan ditumbuhin rumput yang hijau.
3. Karakter pantainya tidak landai/ agak curam dengan batu batu karang yang besar dan tajam. tidak cocok untuk berenang
4. Suasananya sepi, damai cocok untuk menenangkan diri.
5. Yang menarik dan berkesan mendalam buat aku pribadi adalah ketika berhasil naik ke bukit itu dengan motorku. bukit yang menjorok ke laut, seperti menantang ombak dan ingin menggapai langit. #halahgombal
1. Dalam perjalanan ini kita menggunakan motor Kawasaki Bajaj 200 NS, yang beratnya kurang lebih 150 Kg Berat cui...
2. Dengan modifikasi sedikit di stang menggunakan stang fatbar, handlingnya lumayan enak. untuk jalan lurus dan berkelok tidak merpotkan.
3. Yang terakhir, untuk naik ke bukit Bertok yang jalannya wow dan adu hai, handling masih mumpuni lah dengan berat dan body motor yang semok (catatan tidak musim hujan) dan kemampuan mesin cukup mengejutkan karena tidak memaksa aku untuk menggunakan gigi 1 (satu) dan 2 (dua) saja. ya pokoknya libas saja deh, tidak butuh skill yang harus mumpuni...
4. Urusan Ban, waktu itu aku menggunakan Zeneos Turino 130/70 di depan dan 160/60 di belakang. sedangkan motor teman yang hitam menggunakan Zenoes Z62 100/60 di depan dan 150/60 di belakang.
Notes : Di Lombok, ketika kita mau mengexplor lokasi wisata baik yang sudah booming maupun yang masih perawan, sebisa mungkin disesuaikan dengan kearifan lokalnya. dan diperbanyak minta masukan dari teman-teman yang memang sudah berkecimpung dalam hal tersebut. karena masih ada beberapa lokasi yang rawan terjadi kriminalitas, terutama daerah-daerah yang masih sepi.
Di sini neh, kita mulai berfikir "berarti pantainya sudah dekat". Ok, kita hajar lagi perjalanan. nanggung kalau harus balik. disini kesabaran kita diuji. yang awalnya kita kira perjalanan sebentar lagi, ternyata masih butuh 30 menitan buat menelusuri jalan terjal ini. pokoknya ikuti jalan yang agak besaran, lurus tidak ambil gang. sampai akhirnya kita menemukan sebuah pantai yang sepi.
dan hanya ditemukan kerbau kerbau yang sedang makan rumput. bagi saya pribadi seh, pantai ini sangat indah... biru, bersih, pasir putih rumput dan ilalang dilengkapi dengan kerbau yang jumlahnya puluhan. akhirnyaaa....
setelah kita nikmati sejenak, barulah kita sadar kalau di sekitar kerbau-kerbau tadi ternyata ada seorang penggembala. nah, kita tanya deh nama pantai ini apa. "BERTOK" itu kata yang diucapkan. kalau tidak salah, waktu itu beliau menjelaskan arti dari bertok itu adalah batu dalam bahasa sasak. semoga tidak salah... terima kasih, bapak penggembala kerbau..
Review Pantai Bertok :
1. Pantainya bersih, dengan pasir putih dan air yang biru
2. Bibir pantai yang berpasirnya pendek, karena sebagian sudah bercampur dengan tanah dan ditumbuhin rumput yang hijau.
3. Karakter pantainya tidak landai/ agak curam dengan batu batu karang yang besar dan tajam. tidak cocok untuk berenang
4. Suasananya sepi, damai cocok untuk menenangkan diri.
5. Yang menarik dan berkesan mendalam buat aku pribadi adalah ketika berhasil naik ke bukit itu dengan motorku. bukit yang menjorok ke laut, seperti menantang ombak dan ingin menggapai langit. #halahgombal
ini Foto-foto di atas bukit bertok 
Berhubung aku jalannya bareng anak Motor, mau sedikit review motornya ah...
1. Dalam perjalanan ini kita menggunakan motor Kawasaki Bajaj 200 NS, yang beratnya kurang lebih 150 Kg Berat cui...
2. Dengan modifikasi sedikit di stang menggunakan stang fatbar, handlingnya lumayan enak. untuk jalan lurus dan berkelok tidak merpotkan.
3. Yang terakhir, untuk naik ke bukit Bertok yang jalannya wow dan adu hai, handling masih mumpuni lah dengan berat dan body motor yang semok (catatan tidak musim hujan) dan kemampuan mesin cukup mengejutkan karena tidak memaksa aku untuk menggunakan gigi 1 (satu) dan 2 (dua) saja. ya pokoknya libas saja deh, tidak butuh skill yang harus mumpuni...
4. Urusan Ban, waktu itu aku menggunakan Zeneos Turino 130/70 di depan dan 160/60 di belakang. sedangkan motor teman yang hitam menggunakan Zenoes Z62 100/60 di depan dan 150/60 di belakang.
Notes : Di Lombok, ketika kita mau mengexplor lokasi wisata baik yang sudah booming maupun yang masih perawan, sebisa mungkin disesuaikan dengan kearifan lokalnya. dan diperbanyak minta masukan dari teman-teman yang memang sudah berkecimpung dalam hal tersebut. karena masih ada beberapa lokasi yang rawan terjadi kriminalitas, terutama daerah-daerah yang masih sepi.
Bertok yang Menjulang diantara hamparan lautan Selatan
Reviewed by hangathangatkuku
on
September 19, 2016
Rating:
Reviewed by hangathangatkuku
on
September 19, 2016
Rating:
Tidak ada komentar